• Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
  • Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
Close

Si Kecil Diare? Ini Cara Mencegah Dan Mengatasinya!

Aqiqah Cimahi – Diare adalah salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi pada bayi. Ini dikarenakan sistem pencernaan dan daya tahan tubuh bayi belum berkembang sempurna sehingga ia lebih rentan terserang infeksi.

Penyebab Diare pada Bayi

Diare pada bayi yang berusia kurang dari 24 bulan biasanya disebabkan infeksi virus dan bisa membaik sendiri dalam waktu kurang dari seminggu.

Namun, diare juga bisa disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya makanan MPASI yang mungkin kurang cocok untuk si Kecil. Agar lebih jelas, berikut berbagai penyebab diare pada si Kecil yang perlu Ayah dan Bunda ketahui!

  1. Infeksi pada Saluran Cerna Bayi

Infeksi oleh virus, bakteri, dan parasit yang menyerang saluran cerna merupakan penyebab diare tersering pada bayi. Sebagian besar kasus diare bayi disebabkan oleh infeksi Rotavirus. Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah 2 hari terpapar virus ini.

Bayi yang mengalami diare diare biasanya juga disertai demam dan didahului dengan muntah. Kondisi ini bisa juga menyebabkan gejala lainnya, seperti muntah dan demam ringan. Jika si Kecil menderita sakit perut, ia mungkin mengalami diare dan gejala lain beberapa kali selama 24 jam.

  1. Pola Makan Bunda Berubah

Jika Bunda menyusui si Kecil, perubahan pola makan bisa saja memicu diare pada si Kecil. Misalnya, jika Bunda banyak konsumsi makanan pedas atau makanan penutup gula pada malam hari, maka itu bisa mengubah ASI.

Hal ini dapat memicu peningkatan gerak peristaltik saluran pencernaan si Kecil, sehingga ia bisa mengalami diare.

  1. Efek Samping dari Obat yang Bunda Konsumsi

Jika Bunda minum obat, seperti antibiotik maka ini juga bisa mempengaruhi ASI dan memicu diare pada si Kecil. Selain antibiotik, suplemen yang Bunda minum juga bisa menimbulkan efek yang sama.

Suplemen nutrisi, seperti vitamin dan bubuk protein dapat mengalir ke ASI. Ketika bayi meminumnya, kandungan suplemen yang terbawa bisa membuat bayi mencret.

  1. Pola Makan Si Kecil Berubah

Ketika berusia 6 bulan, si Kecil mungkin sangat tertarik dengan apa yang dimakan oleh Bunda. Pada usia ini pula, Bunda akan siap memperkenalkan makanan padat pada si Kecil. Meski demikian, perubahan pola makan ini bisa mengganggu sistem pencernaan bayi.

Pasalnya, perut bayi mungkin memerlukan waktu untuk mengubah persneling dari mencerna ASI atau susu formula menjadi makanan padat baru sebagai tambahan. Maka itu, hal ini dapat menyebabkan diare sampai cegukan pencernaan dihaluskan, demikian dikutip dari laman Healthline.

  1. Efek Samping Obat yang Si Kecil Minum

Terkadang, si Kecil mesti mengkonsumsi obat-obatan tertentu saat sedang demam. Kendati demikian, beberapa obat bisa berdampak buruk pada usus bayi sehingga menyebabkan diare.

Obat-obatan ini, termasuk antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat untuk infeksi parasit. Bahkan, beberapa bayi mungkin sensitif terhadap obat demam dan nyeri.

Ciri dan Gejala Diare pada Bayi

Berikut merupakan beberapa gejala umum diare pada bayi

• Perut bayi berbunyi atau bayi sering kentut.
• Feses berwarna kuning dan tebal seperti selai kacang.
• Sering buang air besar dan jumlah feses meningkat.
• Feses mengandung lendir, darah, atau berbau tidak sedap.
• Sakit atau demam.

Waspadalah jika Ayah dan Bunda melihat darah dalam feses, bayi sering muntah, sakit perut, kencing yang berkurang, tidak keluar air mata saat menangis, tidak mau minum, demam tinggi, diare yang sering, mulut dan lidah yang kering, kehilangan berat badan, serta bayi yang sangat haus.

Bila hal-hal ini terjadi, segera pergi ke dokter.

Cara Mengobati Diare pada Bayi

Cara mengobati diare umumnya akan tergantung dari penyebabnya. Sebagai contoh, jika setelah diperiksa penyebabnya dipastikan karena infeksi, dokter dapat merekomendasikan obat tertentu.

Namun, Ayah dan Bunda juga bisa membantu si Kecil merasa lebih nyaman dengan beberapa cara mengobati diare pada bayi di bawah ini:

  1. Terus Berikan ASI

Tetap memberikan ASI sangat penting agar si Kecil terhindar dari dehidrasi dan kekurangan gizi akibat diare. Bayi lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan orang dewasa. Oleh karena itu, mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam penanganan diare pada bayi.

Jadi, cobalah susui sedikit-sedikit tapi sering jika ia tampak tidak mau menyusu. Jika bayi sudah berusia 6 bulan ke atas dan bisa makan MPASI, Bunda boleh, kok, berikan air putih. Prinsipnya sama, ya, berikan sedikit-sedikit dulu tapi sering.

  1. Berikan Makanan Padat yang Aman untuk Pencernaan

Karena diare pada bayi biasanya disebabkan oleh infeksi di pencernaannya, hindari sementara jenis-jenis makanan MPASI yang dapat memicu gejalanya tambah parah. Misalnya, MPASI yang terlalu berempah.

Coba dulu berikan makanan lembut yang rasanya hambar dan mengandung serat, seperti nasi tim, pisang, telur rebus, jamur rebus, biskuit bayi tawar (plain), dan kentang rebus atau panggang.

Makanan ini tidak hanya cepat membantu meningkatkan energi tubuh si Kecil yang sedang lemas, tapi juga menenangkan perut si Kecil.

Cara Mencegah Diare pada Bayi

Berikut merupakan beberapa cara mencegah diare pada bayi yang bisa Ayah dan Bunda lakukan di rumah:

  1. Rutin Cuci Tangan

Tangan menjadi media perpindahan patogen (bibit penyakit) dari Mama ke tubuh si kecil. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda serta anggota keluarga perlu mencuci tangan dalam situasi berikut:

• Setelah mengganti popok.
• Usai membantu anak menggunakan toilet.
• Sebelum menyiapkan, menangani, atau memakan makanan dan setelahnya.
• Sesudah membersihkan atau menyentuh pispot.
• Setelah menangani tempat sampah dan popok kotor.
• Usai memegang hewan atau kotoran hewan.

  1. Jaga Kebersihan Kamar Mandi

Penting untuk membersihkan kamar mandi jika ada anggota rumah tangga yang mengalami diare. Jadi, Ayah dan Bunda harus menggunakan air panas, desinfektan, dan kain sekali pakai untuk membersihkan:

• Toilet.
• Permukaan kamar mandi.
• Pegangan pintu.
• Tempat duduk toilet.

Sumber: Pediasure

Penulis: Aisyah

Related Posts