• Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
  • Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
Close

5 Penyebab Perut Gatal Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Perut gatal saat hamil sebenarnya merupakan hal yang normal. Kondisi ini biasanya muncul pada trisemester kedua, yaitu antara minggu ke-13 dan 28. Namun perut gatal juga dapat dirasakan ibu hamil ketika usia kandungan masuk trisemester pertama dan ketiga. Pada beberapa kasus, bukan hanya perut saja yang terasa gatal, melainkan payudara, telapak tangan, dan juga telapak kaki.

Perut Anda yang terus membesar saat hamil turut berkontribusi pada rasa gatal yang Anda rasakan. Saat perut Anda membesar, kulit Anda pun ikut melebar. Kulit bisa kehilangan kelembabannya dan menjadi kering, sehingga Anda lebih mudah merasa gatal dan tidak nyaman.

perut gatal saat hamil

Apa Penyebab Perut Gatal Saat Hamil ?

Perubahan hormon saat Anda hamil juga dapat menyebabkan rasa gatal di daerah sekitar perut Anda. Hormon estrogen yang meningkat saat hamil dapat menyebabkan kulit Anda lebih mudah gatal. Namun, hal ini akan menghilang saat Anda sudah melahirkan.

Namun, gatal saat hamil juga bisa disebabkan oleh kondisi kulit lainnya, seperti eksim. Eksim bisa terjadi saat Anda hamil, mungkin Anda baru pertama kali mengalami hal ini. Jika Anda mengalami eksim saat hamil, Anda akan merasakan gatal pada setiap lipatan kulit Anda, seperti di bagian dalam lutut atau siku.

Namun demikian, di luar 2 faktor utama penyebab perut gatal diatas, ada beberapa kondisi yang bisa disebabkan oleh masalah kesehatan pada ibu hamil. Belum lagi jika aksi menggaruknya terlalu keras, itu dapat memicu timbulnya ruam.

Berikut beberapa masalah kesehatan penyebab perut gatal saat hamil:

1. Prurigo

Jika bunda mendapati muncul benjolan kecil yang sepertinya disebabkan oleh gigitan serangga, dan itu berubah menjadi luka setelah digaruk, maka besar kemungkinan bunda mengalami prurigo.

Prurigo pada kehamilan biasanya muncul di area perut atau bagian tubuh lainnya, dan kondisi ini rata-rata baru terjadi pada akhir trisemester kehamilan kedua atau awal trisemester ketiga.

Dokter juga akan meresepkan obat yang sama dengan kasus PUPPP untuk menyembuhkan prurigo ini. Prurigo tak berbahaya bagi janin dan bisa hilang setelah persalinan (meski pada beberapa kasus, kondisi ini baru hilang 3 bulan pasca melahirkan).

2. PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy)

PUPPP merupakan kondisi yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah gatal di perut ibu hamil disertai dengan ruam berukuran besar. Hampir 1% dari ibu hamil mengalami PUPPP yang rata-rata baru muncul pada trisemester ke-3 kehamilan atau 5 minggu terakhir kehamilan. Di samping itu, PUPPP juga bisa muncul setelah proses persalinan.

Sayangnya, penyebab PUPPP masih belum diketahui. Tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa ibu yang baru pertama kali hamil atau mengandung anak kembar berisiko lebih tinggi mengalami PUPPP.

Hal yang lebih memprihatinkan lagi adalah, PUPPP ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti paha, pantat, punggung, lengan, atau kaki. Sementara bagian wajah, leher, atau tangan jarang jadi sasarannya.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan salep topikal, dan bila intensitasnya cukup tinggi, obat seperti antihistamin atau steroid oral agaknya juga diperlukan. Untungnya, PUPPP ini tidak membahayakan janin dan bisa hilang usai melahirkan.

3. Intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP)

Meski jarang terjadi, ICP merupakan gangguan kulit yang intens sensasi gatalnya. Masalah kulit ini biasanya baru muncul pada trisemester ketiga. Penyebabnya berkaitan erat dengan gangguan hati, yakni saat empedu tidak mengalir dengan normal.

Jika garam empedu sampai berakumulasi di bawah kulit, maka itulah yang memicu gatal dan ruam (biasanya di area telapak dan perut). Selain gatal intens, ICP kerap menimbulkan gejala lain seperti mual, tidak enak badan, serta hilang selera makan. ICP ini juga berbahaya karena dapat memicu bayi lahir mati.

4. Pemfigoid gestasionis (herpes gestasionis)

Lain halnya dengan kondisi kulit satu ini yang lebih ekstrim, yakni pemfigoid atau herpes gestasionis. Pada mulanya, rasa gatalnya hanya muncul dari bintik merah saja. Tapi ini kemudian berkembang menjadi luka lepuh atau lesi berukuran besar.

Pemfigoid gestasionis ini biasanya baru muncul pada trisemester kedua atau ketiga, namun dapat juga 1-2 minggu setelah melahirkan. Umumnya bintik merahnya muncul di dekat pusar lalu menyebar ke tubuh, lengan, kaki, maupun telapak.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan obat steroid oral. Sayangnya kondisi ini bisa memberikan dampak pada janin, di antaranya seperti memicu bayi lahir prematur, mengganggu perkembangan janin, hingga memperbesar risiko bayi lahir mati. Ini artinya, bunda harus segera memeriksakan diri kalau sampai mengalami gejala yang disebutkan tadi, apalagi kondisi ini juga bisa muncul berulang (umumnya lebih parah) pada kehamilan berikutnya.

5. Impetigo herpetiformis

Impetigo herpetiformis tidak disebabkan virus herpes, namun infeksi kulit ini merupakan salah satu bentuk psoriasis selama kehamilan. Gangguan kulit yang muncul pada trisemester ketiga ini ditandai dengan bercak merah berisi nanah yang perlahan berkembang menjadi ruam putih besar berisikan nanah.

Bercak tadi bisa muncul di paha, selangkangan, perut, ketiak, bawah payudara, dan area lainnya. Selain bercak pada kulit, impetigo herpetiformis juga menimbulkan gejala lain seperti mual, muntah, diare, demam, serta menggigil.

Bagaimana cara mengatasi perut gatal saat hamil?

Gatal pada perut atau bagian lainnya saat hamil dapat membuat Anda merasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, Anda tidak bisa sembarangan karena bisa saja gatal Anda malah menjadi lebih buruk. Berikut ini merupakan cara-cara untuk mengatasi gatal saat hamil:

1. Jangan digaruk

Saat Anda merasa gatal, pasti dengan spontan Anda akan menggaruknya. Namun, menggaruk ternyata bukan hal yang baik untuk mengatasi gatal. Menggaruk hanya akan membuat kulit Anda menjadi iritasi.

2. Pakai pakaian yang kering, bersih, dan longgar

Pakaian yang Anda pakai tentu bergesekan dengan kulit Anda dan ini bisa menjadi penyebab Anda gatal. Oleh karena itu, sebaiknya pilih pakaian yang bersih dan kering, serta yang nyaman Anda pakai. Pakaian yang longgar dan ringan mungkin membuat Anda nyaman saat memakainya.

3. Gunakan krim antigatal

Jika mengoleskan pelembab belum mampu mengatasi gatal Anda, Anda bisa pakai cara lain. Anda bisa mengoleskan krim antigatal pada daerah yang Anda rasa gatal. Bedak dingin yang juga mempunyai kandungan antigatal mungkin juga bisa Anda pakai untuk mengatasi gatal.

4. Gunakan pelembab kulit

Gatal bisa disebabkan oleh kulit Anda yang terlalu kering dan tidak lembab. Oleh karena itu, Anda perlu memakaikan pelembab pada kulit Anda untuk mengatasi gatal. Sensasi dingin yang dirasakan Anda setelah memakai pelembab juga dapat membuat Anda lebih nyaman. Anda bisa mengoleskan pelembab pada kulit Anda sesering mungkin selama kandungan bahannya aman untuk kehamilan. Hindari produk yang mengandung urea, minyak esensial, asam salisilat, atau retinoid.

5. Hindari mandi air hangat

Mandi air hangat mungkin dapat membuat tubuh Anda lebih segar dan berenergi. Namun, cara ini kurang bisa mengatasi gatal Anda. Mandi air hangat justru dapat membuat kulit Anda menjadi lebih kering, sehingga Anda akan lebih mudah untuk gatal.

5. Hindari keluar rumah saat cuaca sedang panas

Panas dari sinar matahari dapat membuat kulit Anda menjadi lebih kering, sehingga Anda lebih mudah gatal. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari keluar rumah saat cuaca sedang panas. Sinar ultraviolet dari matahari juga dapat memicu ruam pada kulit yang kering.

6. Taruh kompres dingin pada area yang gatal

Mengompres daerah yang gatal dengan air dingin dapat membantu Anda mengatasi rasa gatal. Sensasi dingin yang Anda rasakan juga dapat membuat Anda lebih nyaman.

 

Related Posts