• Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
  • Jl. Gegerkalong Hilir No.155 A, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung
  • 0812 2242 9223
Close

Ciri Anak Autis dan Cara Mengatasinya

Aqiqah Cimahi – Lebih jelasnya, gangguan spektrum autisme adalah gangguan neurologis dan perkembangan yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Autisme dapat didiagnosis pada usia berapa pun, tetapi gejala umumnya muncul pada 2 tahun pertama dalam kehidupan.

Autisme juga memiliki spektrum yang luas. Gangguan ini memiliki variasi dalam jenis dan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pengidap. Meskipun autisme merupakan gangguan seumur hidup, penanganan yang tepat dapat membantu pengidap autisme untuk berkembang.

Maka dari itu, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak menerima skrining untuk autisme. Cara ini dilakukan supaya dapat mengetahui adanya gangguan autisme pada anak sedini mungkin pada usia 18 hingga 24 bulan.

Ciri-Ciri Anak Autis

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ada beberapa ciri-ciri anak autisme yang dapat diketahui oleh Ayah dan Bunda. Gejala-gejala ini dapat dikenali ketika anak berinteraksi dan melakukan aktivitasnya, antara lain yaitu:

  1. Adanya Gangguan dalam Berkomunikasi dan Berinteraksi Sosial

Keterampilan untuk berinteraksi dan komunikasi menjadi tantangan bagi anak pengidap autisme. Contoh yang dapat terlihat dari kesulitan berinteraksi terkait dengan autisme yaitu:

  • Menghindari kontak mata
  • Tidak menanggapi nama pada usia 9 bulan
  • Tidak menunjukkan ekspresi wajah seperti senang, sedih, marah dan terkejut pada usia 9 bulan
  • Tidak memainkan permainan interaktif sederhana pada usia 12 bulan
  • Tidak menunjukkan gerakan atau hanya sedikit pada usia 12 bulan (misalnya tidak melambaikan tangan)
  • Tidak berbagi minat dan kesukaan dengan orang lain pada usia 15 bulan (misalnya menunjukkan AyBun objek mainan yang anak sukai)
  • Tidak menunjukkan Ayah dan Bunda sesuatu yang menarik pada usia 18 bulan
  • Tidak bisa merasakan perasaan orang lain (misalnya ketika orang lain sedih atau terluka)
  • Tidak memerhatikan anak lain dan tidak tertarik untuk bermain bersama pada usia 36 bulan
  • Tidak berpura-pura menjadi orang lain seperti menjadi guru, pahlawan super, ataupun dokter pada usia 48 bulan
  • Tidak menyanyi, menarik, atau berakting pada usia 60 bulan
  1. Perilaku yang repetitif 

Selain dari cara komunikasi dan interaksi anak, gejala autisme dapat terdeteksi dari perilaku atau minat anak yang tampaknya tidak biasa. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu mencakup berikut ini:

  • Menjajarkan mainan atau benda lain dan menjadi kesal apabila susunan diubah
  • Mengulangi kata atau frasa berulang-ulang
  • Bermain dengan mainan dengan cara yang sama
  • Sangat fokus pada bagian objek (misalnya roda)
  • Marah apabila terjadi perubahan kecil
  • Memiliki minat obsesif
  • Harus mengikuti rutinitas tertentu
  • Mengepakkan tangan, mengayunkan tubuh atau memutar diri dalam lingkaran
  • Memiliki reaksi yang tidak biasa terhadap suara, bau, rasa, tampilan, atau perasaan
  1. Gangguan pada perkembangan

Anak pengidap autisme memiliki karakteristik terkait lainnya. Ini mungkin termasuk:

  • Keterampilan bahasa atau berbicara yang tertunda
  • Keterampilan gerakan yang tertunda
  • Keterampilan kognitif atau belajar yang tertunda
  • Perilaku hiperaktif, impulsif, dan/atau lalai
  • Epilepsi atau gangguan kejang
  • Kebiasaan makan dan tidur yang tidak biasa
  • Masalah gastrointestinal (misalnya, sembelit)
  • Suasana hati atau reaksi emosional yang tidak biasa
  • Kecemasan, stres, atau kekhawatiran yang berlebihan
  • Kurang atau lebih banyak rasa takut dari yang diharapkan

Namun, perlu diketahui bahwa si Kecil dengan autisme mungkin tidak memiliki semua ciri-ciri tersebut, atau hanya beberapa saja. Tetapi, apabila si Kecil telah menunjukkan gejala di atas, pastikan untuk membawanya ke layanan kesehatan agar mendapat pendeteksian dini.

Penyebab Autisme

Sampai saat ini, tidak ada yang tahu penyebab dari autisme. Tetapi, gangguan autisme bisa dapat berasal dari masalah pada bagian otak yang menafsirkan masukan sensorik dan proses bahasa. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), autisme tidak hanya dari satu penyebab.

Melainkan ada beberapa faktor yang membuat seorang anak sangat mungkin menderita autisme, yaitu faktor lingkungan, biologis dan genetik. Secara spesifik, faktor penyebab anak-anak berisiko lebih besar untuk mengembangkan autisme yaitu sebagai berikut:

  • Memiliki saudara kandung dengan autisme
  • Memiliki kondisi genetik atau kromosom tertentu
  • Mengalami komplikasi saat lahir
  • Terlahir dari orang tua yang lebih tua

Cara Menangani Anak Autis yang Terdeteksi Sejak Dini

Tindakan penanganan setiap spektrum autisme tentunya berbeda-beda. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu diagnosis terlebih dahulu sebelum melakukan terapi. Berikut merupakan beberapa penanganan terapi yang mungkin dapat diberikan:

  1. Terapi perilaku dan komunikasi

Terapi yang satu ini dilakukan untuk membantu anak pengidap autisme memiliki kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal dan non verbal. Beberapa contohnya adalah berikut ini:

  • Analisis perilaku terapan pada anak 12–48 bulan untuk membantu anak dengan pengidap autisme berperilaku positif.
  • Terapi wicara dan bahasa akan membantu meningkatkan pemahaman anak pengidap autisme terhadap percakapan dan bahasa.
  • Terapi okupasi yang akan membantu pengidap autisme memiliki keterampilan hidup sehari-hari.
  • Terapi integrasi sensori, membantu meningkatkan respons terhadap input sensorik yang mungkin membatasi atau berlebihan.
  1. Pendekatan sosial

Pendekatan sosial membantu pengidap autisme memiliki keterampilan sosial dan membangun ikatan emosional. Pendekatan sosial ini dilakukan oleh orang tua dan keluarga anak pengidap autisme.

  1. Pengobatan

Tidak ada obat yang mampu mengobati autisme. Melainkan ada beberapa obat yang dapat mengatasi beberapa gejalanya agar membantu anak dengan autisme berfungsi lebih baik. Misalnya, obat untuk mengatur ketidakmampuan untuk fokus, kecemasan atau depresi, masalah tidur, dan lainnya.

Sumber: Alodokter

Penulis: Aisyah

Related Posts