Menjadi orang tua bukanlah sekadar status biologis, melainkan sebuah amanah suci dan peran mulia yang menjanjikan pahala yang tak terputus di sisi Allah SWT. Dalam Islam, membesarkan dan mendidik anak-anak adalah investasi akhirat terbesar yang nilai kebaikannya melampaui batas waktu. Segala letih, pengorbanan, dan kesabaran dalam mendidik adalah ladang amal yang tiada henti menuai kebaikan.
Peran Orang Tua sebagai Jembatan menuju Surga
Islam menempatkan orang tua pada kedudukan yang sangat tinggi. Seluruh kesulitan dan pengorbanan yang dilakukan demi anak memiliki ganjaran yang pasti:
1. Amal Jariah yang Tak Pernah Putus
Salah satu keistimewaan terbesar menjadi orang tua adalah peluang mendapatkan amal jariah melalui anak yang saleh. Orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi hamba yang beriman, berakhlak mulia, dan mendoakan mereka setelah meninggal, akan terus menerima aliran pahala dari setiap kebaikan yang dilakukan anak tersebut, bahkan ketika orang tua sudah berada di alam kubur.
2. Kunci Mendapat Naungan di Hari Kiamat
Kesabaran dan keikhlasan dalam mendidik anak juga menjanjikan balasan berupa perlindungan. Rasulullah ï·º memberikan kabar gembira bagi orang tua yang kehilangan anak dan bersabar: “Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia tiga orang anaknya yang belum baligh, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan sebab kasih sayang-Nya kepada mereka (anak-anak itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar nilai kesabaran dan keimanan orang tua di hadapan cobaan kehilangan anak.
3. Pahala dari Setiap Nafkah dan Pendidikan
Setiap usaha dan biaya yang dikeluarkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar, pendidikan, dan pengajaran agama anak dicatat sebagai sedekah. Nafkah kepada keluarga adalah sedekah yang paling utama. Bahkan, saat menyuapkan makanan ke mulut anak, itu pun bernilai pahala sedekah.
Insya Allah peran sebagai orang tua sebagai jihad yang paling indah. Setiap tetesan keringat, teguran penuh kasih sayang, dan doa yang dipanjatkan di sepertiga malam adalah bekal berharga yang akan berbuah manis di Hari Perhitungan kelak.
Penulis: Indra Rizki
